Kamis, 14 November 2013

FOBIA

Fobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada suatu hal atau fenomena. Fobia ini tentu saja sangat mengganggu kegiatan sosialisasi kita sehari – hari. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap fobia sulit untuk dimengerti, ini membuat sang penderita menjadi bulan – bulanan orang di sekitarnya. Ada perbedaan “bahasa” yang digunakan oleh si pengidap dan si pengamat fobia. Pengamat fobia biasanya menggunakan bahasa logika sedangkan pengidap fobia lebih dominan menggunakan bahasa rasa. Misalnya saja, lucu bagi seorang pengamat bila ada seseorang berbadan besar takut pada hewan kecil seperti tikus atau kecoa. Sedangkan bagi pengidap fobia dalam pandangannya hal itu menjadi sangat besar, berwarna, dan sangat menjijikkan ataupun menakutkan.
            Walaupun ada banyak jenis fobia tapi pada dasarnya fobia – fobia tersebut merupakan bagian dari 3 jenis fobia, yang menurut buku DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorder IV) ketiga jenis phobia itu adalah:
1.      Fobia sederhana atau spesifik (fobia terhadap suatu objek atau keadaan tertentu) seperti pada binatang, tempat tertutup, dan ketinggian.
2.      Fobia social (fobia terhadap suatu pemaparan social) seperti takut menjadi pusat perhatian, biasanya orang – orang yang menghindari tempat ramai.
3.      Fobia kompleks (fobia terhadap tempat atau situasi yang ramai dan terbuka misalnya di pasar atau mall, biasanya ini adalah orang – orang yang takut keluar rumah.
            Fobia dapat disebabkan oleh bermacam hal. Pada umumnya fobia disebabkan karena pernah menglami rasa ketakutan yang hebat atau pengalaman pribadi yang disertai rasa malu atau bersalah yang semuanya ditekan kedalam alam bawah sadar atau hanya disimpan dalam hati dan tidak diceritakan pada orang lain. Sebagian besar peristiwa traumatis pada masa kecil merupakan penyebab utama timbulnya fobia.
            Menurut penelitian yang dilakukan oleh para ahli fobia terkadang dapat disebabkan oleh faktor keturunan, lingkungan, dan budaya. Pertumbuhan mobilisasi yang meningkat drastis seiring berkembangnya zaman tidak dibarengi dengan sosialisasi dalam lingkungan masyarakat yang memadai, sehingga perkembangan anak tidak terawasi, hingga acapkali terjadi peristiwa yang tidak  diinginkan tanpa sepengetahuan orang tua.
            Ketika seseorang berada dalam situasi atau bertemu dengan hal yang membuat fobianya kambuh, dapat memunculkan gejala – gejala seperti jantung berdebar kencang, kesulitan mengatur napas, dada terasa sakit, wajah memerah dan berkeringat, merasa sakit, gemetar, pusing, mulut terasa kering, merasa perlu ke  toilet, merasa lelah dan akhirnya pingsan. Tentu ini sangat menyusahkan bila terjadi pada waktu – waktu yang tidak tepat, misalnya pada acara – acara penting tidak lucu bila kita pingsan hanya karena bertemu dengan seekor kecoa.
            Biasanya penyembuhan fobia dilakukan dengan cara terapi, ada dua jenis terapi yang dilakukan untuk penyembuhan fobia, yaitu terapi bicara dan terapi pemaparan diri.Jenis terapi bicara yang bisa digunakan adalah konseling, psikoterapi, dan terapi perilaku kognitif. Dalam konsenling biasanya konselor akan mendengarkan permasalah seseorang, seperti ketakutannya saat berhadapan dengan situasi atau barang yang membuatnya fobia. Setelah itu konselor akan memberitahu cara untuk mengatasinya.
            Pada terapai psikoterapi, psikoterapis akan melakukan pendekatan secara mendalam untuk menemukan penyebab fobia dan memberikasn saran bagaimana cara – cara yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Sedangkan untuk terapi perilaku kognitif adalah suatu konseling yang akan menggali pikiran, perasaan dan perilaku seseorang dalam rangka mengembangkan cara – cara praktis yang efektif untuk melawan fobia.
            Terapi kedua yaitu terapi pemaparan diri. Orang yamg mengalami fobia sederhana bisa diobati dengan menggunakan bentuk terapi perilaku yang dikenal dengan terapi pemaparan diri. Terapi ini dilakukan secara bertahap selama periode waktu tertentu dengan melibatkan objek atau situasi yang membuatnya takut. Secara perlahan-lahan seseorang akan mulai merasa tidak cemas atau takut lagi terhadap hal tersebut. Kadang-kadang dikombinasikan dengan pengobatan dan terapi perilaku.
            Selain kedua terapi diatas ada satu pengobatan lagi yang digunakan agar penyembuhan fobia bisa berhasil total yaitu pengobatan menggunakan obat – obatan medis. Obat – obatan ini digunakan untuk melengkapi pengobatan terapi diatas. Pengobatan ini ditujukan untuk meyembuhkan dampak dari fobia itu sendiri, seperti perasaan gelisah. Obat yang biasa digunakan adalah Antidepresan, obat penenang, dan beta – blocker. Obat – obat ini hanya boleh digunakan untuk proses penyembuhan fobia.
            Umumnya penderita fobia memiliki rasa takut yang tidak beralaskan pada suatu situasi atau barang. Bahkan terkadang mereka takut pada hal – hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup mereka. Misalnya saja pengidap Hygrophobia. Fobia ini menyebabkan seseorang takut berhadapan, atau kontak langsung dengan cairan. Lalu pertanyaannya bagaimanakah selama ini mereka minum? Fobia sejenis ini tentu sangat berbahaya, bahkan bisa mangakibatkan kematian bila tidak segera diatasi.
            Bagaimana pendapat masyarakat Indonesia tentang fenomena fobia yang munkin pernah terjadi diantara mereka? Indonesia merupakan salah satu negara yang sering menglami bancana alam. Bancana ini dapat meninggalkan berbagai kerusakan dan kehilangan bagi korbannya, tetapi yang lebih parah adalah tertinggalnya bekas traumatis yang dapat menimbulkan gejala fobia. Tentu ini sangat mengkhawatirkan, selain karena fobia yang merepotkan juga barangkali adanya krisis dukungan untuk si pengidap fobia dari orang – orang terdekatnya.
            Tidak dapat kita pungkiri bahwa kita pasti memiliki ketakutan terhadap sesuatu. Tapi apakah ketakutan itu sudah dapat disebut fobia? Jika ketakutan yang kita rasakan masih sewajarnya dan beralasan itu bukanlah termasuk fobia. Sebenarnya ketakutan yang kita rasakan hanya sebatas rasa tidak suka terhadap sesuatu yang membuat kita selalu ingin menjauhinya.
            Anak – anak pada usia sekolah merupakan objek yang sangat berpotensi terjangkit fobia. Fobia pada anak – anak dapat terjadi karena adanya ketidakharmonisan keluarga. Perkembangan anak yang tidak didampingi oleh keharmonisan dan perhatian orangtua dan keluarga dapat menyebabkan perkembangan mental anak tidak berkembang dengan baik. Pergaulan anak yang belum tentu berada dalam “jalur” yang aman, dapat pula mempengaruhi perkembangan mental anak. Ini dapat menyebabkan stres usia muda pada anak yang kemudian bisa berubah menjadi fobia.          
            Setelah anak mengalami fobia otomatis orangtua akan kebingungan dengan apa yang terjadi pada anak mereka. Fobia bukan masalah yang mudah untuk diselesaikan. Butuh waktu yang lama untuk melekukan penyembuhannya. Dalam masa pemulihan ini anaklah yang akan merasakan kesulitan dalam menghadapi lingkungan sosialnya. Dimana ia harus hidup ditengah – tengah masyarakat dengan perasaan takut yang selalu mengikutinya.
            Dukungan keluarga dan orang terdekat sangatlah penting artinya bagi penderita fobia. Ini akan menjadi pendorong semangat bagi penderita untuk berusaha sedikit demi sedikit menghilangkan rasa takutnya. Kemampuan dalam diri sendiri untuk sembuh juga sangat diperlukan, karena dibutuhkan kemauan untuk memulai semuanya.
            Jadi sudah jelas sekarang, bahwa fobia bukanlah sesuatu yang harus ditakuti. Fobia hanyalah salah satu gejala psikis yang dapat dihilangkan tetapi dalam pengobatannya membutuhkan waktu yang lama dan butuh kesabaran. Fobia bukanlah penyakit menular sehingga penderita fobia tidak harus dijauhi atau dibully melainkan harus di dukung agar semangat dalam melawan ketakutannya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar